- Wamenkop Bakal Kembalikan Jamkrindo dan Ikopin Menjadi BLU Kemenkop
- Wamenkop Paparkan Aneka Kolaborasi antar Kementerian Dalam Pengembangan Koperasi
- Bupati Asahan Buka Operasi Pasar Reguler dan Pasar Khusus
- Sekretaris Daerah Kabupaten Asahan Launching Gerakan Serentak Uji Coba Makanan Gratis
- Kostrad Borong Penghargaan Satuan Penerangan Terbaik dari Dispen TNI AD
- Kafilah Barito Utara, Raih Juara Umum Terbaik II MTQH XXXII Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2024
- Menkop Budi Arie Setiadi: Koperasi Butuh Lompatan Besar untuk Berkembang dan Maju
- Bapanas: Swasembada Pangan Martabat Bangsa, Mutlak untuk Segera Diwujudkan
- BNI Terus Berkomitmen Dukung Pemerintah Capai Net Zero Emissions 2060
- Pengusaha Berharap Pemerintah Tegas Soal Dualisme Kepemimpinan Kadin
Bahaya Rokok Vape dan Anggapan Industri Rokok Vs Farmasi, Ini kata DR.Agus Dwi Susanto
Keterangan Gambar : Caption: "Indonesian Chronic Lung Disease International Meeting" di Shangrila hotel Jakarta, Sabtu 24 September 2022.poto: DR. Dr. Agus Dwi Susanto(tengah),
Megapolitanpos.com, Jakarta -- Akibat merokok jelas sangat berbahaya, apapun alasannya merokok merugikan kesehatan. Banyak masyarakat beranggapan mengalihkan rokok konvensional ke rokok elektronik dengan alasan nyaman dan tidak berbahaya bagi dirinya juga orang lain.
Namun, ternyata rokok elektronik (vape) pun tak lebih aman dibandingkan rokok biasa.
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia(PDPI), DR. Dr. Agus Dwi Susanto menegaskan, masyarakat perokok banyak yang beranggapan keliru harus berubah maenshet, jangan hanya menjadi korban iklan atau tanpa di teliti kebenarannya, keduanya sama-sama menyebabkan gangguan kesehatan.
" Di dalam rokok elektronik, terkandung nikotin, karsinogen, serta bahan toksik atau mengandung racun lainnya. Bahan-bahan inilah yang berisiko membahayakan kesehatan paru-paru, Jadi tidak benar kalau rokok elektronik lebih aman karena mereka sama-sama ada kandungan ini, meskipun tidak mengandung tar ternyata rokok elektronik itu ada bahan karsinogen," ujar Agus dalam konferensi pers " Pertemuan Ilmiah Khusus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PIK PDPI)", di Hotel Shangrila Jakarta, Sabtu (24/09/2022).
Baca Lainnya :
- HUT Rekan Indonesia Ke 13, Gelar Baksos Untuk Lansia.
- UPT Puskesmas Srengat Blitar hadirkan Inovasi Pemantauan Kesehatan Digital dari Aplikasi Dasboard MENTARI
- Hari Jadi Humas Polri Ke-73, Divhumas Polri Gelar Donor Darah Bersama Media
- Gelar Duta Aspirasi Publik, Dr. Nurdin Komitmen Serap dan Tindaklanjut Aspirasi Warga
- Semarak HUT DKH Ke-4 Hospitals Group, Menunjukan Kolaborasi Manajemen, Karyawan dan Masyarakat Menuju Indonesia Sehat
Menurutnya, ada tig persamaan Produk Rokok Konvensional dan rokok elektronik
Yang pertama tentu sama sama mengandung zat Nikotin. Kedua membuat penggunanya merasa ketagihan atau kecanduan, jika pengguna sudah kecanduan membuat ketergantungan.dan tentu dapat membahayakan jantung dan pembuluh darah.
Kemudian ketiga bahan Karsinogen yang ada pada vave dan cairan logam dari pengawet dapat menyebabkan sakit kanker, sedangkan rokok konvensional mengeluarkan zat Tar. Itu artinya sama sama menyebabkan penyakit kanker.
" Apalagi vape asapnya banyak dan menimbulkan asap yang mudah terhirup orang disekitarnya", kata DR.Agus.
Berdasarkan data Global Youth Survey tahun 2011, prevalensi pengguna rokok elektronik di Indonesia meningkat dari 0,3 persen di tahun 2011 menjadi 1,2 persen tahun 2016. Kemudian 10,9 persen pada 2018.
• Anggapan Propaganda Industri Rokok Vs Farmasi*
Mengenai anggapan bahwa edukasi pelarangan merokok cuma alasan dan dianggap perang propaganda antara industri Rokok dan industri Farmasi, dengan tegas Dr Agus menyangkal bahwa informasi tersebut tidak benar.
" Kalau di luar negeri itu mungkin saja, karena
Disana ada obatnya, kalau di Indonesia saya katakan selama 10 tahun terakhir tidak ada obat untuk berhenti merokok", tegasnya.
Selain itu, kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan penyakit kulit seperti alergi dll
Menghirup udara nya saja bagi yang memiliki kulit yg hiper sensitif dapat menyebabkan penyakit kulit, " Coba bandingkan para selebriti yang punya kebiasaan merokok dengan yang tidak merokok , kulitnya perokok kelihatan kekuningan, pucat dan kelihatan lebih tua," Pungkasnya.(ASl/Red/MP).