- Hadir di Indonesia Week Hong Kong 2024, wondr by BNI Lebih Dekat dengan Diaspora Indonesia di Hong Kong
- Nur Setia Alam PTUN-kan Pansel Kompolnas Karena Merasa Dizalimi
- Heru Pujihartono: Pegulat Jakarta Harus Go International
- MenKop Dukung Inkud Perkuat Kerja Sama dengan Singapura, Malaysia, dan China di Sektor Pertanian
- KETUA DPP PKS: Pertumbuhan Ekonomi Melambat Dampak Lesunya Perekonomian Nasional
- Sebanyak 231 Anggota KPPS Kelurahan Melayu Mengikuti Pelantikan dan Sumpah Janji, Sukseskan Pilkada 2024
- Babinsa Sukamanah Menghadiri Pelantikan KPPS di Stadion Mini
- Tenaga Pendidik Marbot Hafidz Hafidhoh Keluarga Praejahtera Kecamatan Selorejo Terima Bantuan Rutin dari Baznas
- DPR RI Apresiasi Strategi KemenKop Dalam Memperbaiki Citra Koperasi
- Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, MenKop Paparkan 12 Prioritas
KemenKopUKM Terus Dorong Pembangunan SPBU Khusus Nelayan
MEGAPOLITANPOS.COM, Purwokerto- Kementerian Koperasi dan UKM ( KemenKopUKM) terus mendorong pembangunan SPBU khusus nelayan (SPBUN) yang merupakan anggota koperasi agar akses terhadap solar bersubsidi menjadi lebih mudah dan sesuai harga pasar.
Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM dalam acara Bedah Buku Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM Dalam Rangka Ekspose Program Pengembangan Koperasi di Aston Hotel, Purwokerto, Jumat (11/10), mengatakan, kasus yang banyak terjadi pada nelayan tradisional adalah sulitnya mendapat BBM bersubsidi dengan harga yang normal, padahal 60 persen ongkos kerja nelayan adalah untuk pembelian BBM.
Baca Lainnya :
- Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, MenKop Paparkan 12 Prioritas
- WamenKop Akan Perkuat Peran LPDB-KUMKM Untuk Koperasi Sektor Produksi
- Salurkan Dana Bergulir, Peran LPDB-KUMKM Diperlukan untuk Perkuatan Permodalan Koperasi
- Menteri Maman: Kolaborasi UMKM Modal Dasar Tumbuhkan Ekonomi
- Indonesia Usung Isu Penguatan Kerja Sama Kebijakan UMKM dalam The 18th ACCMSME di Bali
Dengan adanya SPBUN yang dikelola koperasi, tutur Zabadi, para nelayan akan mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar karena tidak lagi perlu membeli BBM dari tengkulak yang harganya jauh di atas harga resmi yang ditetapkan PT Pertamina (Persero). Program SPBUN ini diinisiasi KemenKopUKM bekerja sama dengan Pertamina dan Kementerian BUMN.
"Kami fasilitasi koperasi nelayan ini untuk mendapat fasilitas SPBU khusus nelayan melalui program Solusi (solar untuk koperasi) sehingga mereka bisa mendapatkan solar atau BBM sesuai dengan harga resmi dan ini dikelola oleh koperasi," ujar Ahmad Zabadi.
Dalam kesempatan yang sama Zabadi juga memaparkan program Koperasi Multi Pihak (KMP) yang dikukuhkan dalam payung hukum Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2021. Melalui PermenKopUKM ini, koperasi-koperasi kecil dapat bersatu menjadi sebuah konsorsium sehingga kapasitas SDM dan volume usahanya menjadi lebih besar. Modernisasi koperasi ini juga menjadi salah satu strategi agar masyarakat khususnya dari generasi muda dapat tertarik untuk bergabung dalam wadah koperasi.
"Ini menjadi salah satu upaya menggabungkan seluruh potensi yang ada dalam satu wadah, komitmennya hanya satu yaitu tumbuh dan berkembang bersama untuk meningkatkan keuntungan bersama-sama," kata Ahmad Zabadi.
Seluruh agenda transformasi, modernisasi dan inovasi dalam ekosistem perkoperasian yang dilakukan KemenKopUKM ini terdokumentasikan di dalam buku serial yang dibedah pada kesempatan itu. Menurut Zabadi, hasil kerja yang selama ini dilakukan diperlukan diseminasi dan penyebaran informasi agar dapat menjadi inspirasi dalam pengembangan koperasi di Indonesia di masa mendatang.
"Kami harap buku-buku ini dapat dibedah secara mendalam untuk dicermati, sehingga diharapkan dapat menginspirasi serta mampu membangun kesadaran kolektif untuk kita semua menjadikan koperasi sebagai pilihan rasional untuk pengembangan usaha ke depan," kata Ahmad Zabadi.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas Wahyu Dewanto mengapresiasi penerbitan buku serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM tersebut karena dinilai menjadi sumber inspirasi bagi para pegiat koperasi.
Dia mengaku cukup tergelitik dengan Buku Kelima berjudul "Solusi Nelayan, Mengurai Paradoks Si Miskin Di Negera Maritim". Menurutnya isi dari buku ini faktual dan menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Padahal seharusnya sebagai negara maritim, nelayan di Indonesia seharusnya dapat hidup sejahtera.
"Ini menjadi pertanyaan besar bagi kita dan ini juga menjadi kesempatan bagi kita semua untuk membedah berbagai persoalan tata kelola koperasi di Indonesia yang selanjutnya kita cari solusinya," kata Wahyu.
Wahyu juga menyoroti salah satu permasalahan klasik di kalangan masyarakat yaitu turunnya kepercayaan publik terhadap tata kelola koperasi di tanah air. Secara umum koperasi di Indonesia di dalam catatannya menunjukkan perbaikan yang signifikan, namun akibat pengelolaan yang tidak profesional yang dilakukan oleh beberapa oknum pengurus koperasi mengakibatkan persoalan di koperasi menjadi sulit ditangani.
"Yang paling memprihatinkan adanya penurunan kepercayaan dari masyarakat kepada koperasi. Padahal potensi pengembangan koperasi di Indonesia itu sangat besar jika dikelola dengan baik," kata Wahyu.
Di dalam rangkaian bedah buku yang diikuti sekitar 250 mahasiswa dari tiga kampus ini, dibahas tema-tema secara mendalam pada sesi pertama terkait rumah produksi bersama dan minyak makan merah yang dilakukan oleh koperasi. Kemudian di sesi kedua bertema program solusi nelayan dan koperasi multi pihak.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).