- KPU DKI Cup Jaring Pemilih Pemula dan Tumbuhkan Jiwa Sportif
- Kampanye Terbuka GOGO HELO Di Kelurahan Jambu
- Muscab, 1308 FKPPI Blitar Netral Demi Jaga Marwah Demokrasi dan Utamakan Kedaulatan NKRI Pancasila dan UUD 1945
- BNI Dukung OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan di FinExpo 2024
- Menuju Indonesia Maju 2045, MenKopUKM Tegaskan UMKM Harus Mampu Ciptakan Lapangan Kerja Berkualitas
- ArtChipelaGong: Pergelaran Tarian Nusantara dari Komunitas Perempuan Menari Siap Catatkan Rekor MURI
- Bernilai Milyaran Rupiah, Gudang Pasir Zirkon Diduga Ilegal Disegel
- Pemkab Asahan Gelar HUT Koperasi ke-77
- Pol PP Kota Tangerang Bongkar Gudang Miras, Pemilik dan Ratusan Dus Diamankan
- Santri Kobong Jadi Sasaran Jumat Berkah Kodim 0510/Trs
Kualitas Aset Meningkat, BNI Raih Apresiasi Komisi XI DPR RI
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta- Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyoroti kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang dinilai mampu bertahan dan tumbuh dengan baik di tengah tekanan global.
Selain itu, di tengah gejolak ekonomi dunia, BNI juga tetap berkomitmen menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebuah langkah berani mengingat penyaluran KUR di situasi tersebut memiliki risiko yang cukup tinggi.
Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, BNI layak diapresiasi karena tetap tumbuh meski berada dalam situasi ekonomi yang memerlukan kewaspadaan tinggi.
Baca Lainnya :
- BNI Dukung OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan di FinExpo 2024
- DPP PKS Sebut Adanya Tekanan Perekonomian Nasional Dalam 5 Bulan Terakhir
- Lo Kheng Hong Ungkap 6 Kriteria Ideal Saham Layak Beli, BNI Masuk List
- BNI dan Kenangan Emosional Prabowo: Warisan Keluarga yang Terus Berlanjut
- Dukung Pertumbuhan Bisnis Nasabah, BNIdirect Hadirkan Fitur-Fitur Terbaru
"Kinerja BNI perlu diapresiasi, mereka tetap tumbuh di saat kita sedang dalam situasi perlu kewaspadaan," ujar Misbakhun dalam Fokus Group Discussion (FGD) Bank Himbara Bersama Komisi XI DPR dengan tema, 'Global Economic Talk with State-Owned Bank,' di Jakarta, akhir pekan lalu.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi BNI, seperti yang disampaikan Misbakhun, adalah menjaga tingkat kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di level yang sehat.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, BNI mampu menunjukkan perbaikan dalam kualitas aset, dengan mencatatkan penurunan rasio NPL menjadi 2% per Juni 2024, dibandingkan 2,5% pada periode yang sama tahun lalu.
Tak hanya itu, rasio Loan at Risk (LaR) BNI juga mengalami perbaikan signifikan, turun dari 16,1% pada Juni 2023 menjadi 12,3% pada Juni 2024. Perbaikan ini menunjukkan kemampuan BNI dalam menjaga kualitas kredit, meski di tengah ketidakpastian ekonomi.
Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, BNI terus mengimbanginya dengan penyediaan pencadangan pada level yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa mendatang.
Hingga Semester I-2024, rasio pembentukan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap total kredit mencapai 1%, turun dari 1,4% pada tahun sebelumnya.
Tingkat pencadangan tersebut dianggap cukup memadai untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian yang masih ada, dengan rasio pencadangan untuk NPL dan LaR masing-masing berada di level 298% dan 48%.
Dari sisi kinerja keuangan, BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp10,7 triliun pada Semester I-2024, tumbuh 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini dinilai inline dengan ekspektasi pasar dan menunjukkan komitmen BNI untuk menjaga momentum pertumbuhan positifnya hingga akhir tahun.
Ke depan, BNI optimis dapat mempertahankan pertumbuhan, terutama didukung oleh permintaan kredit yang terus meningkat, terutama di segmen korporasi, serta potensi membaiknya kondisi likuiditas pada semester II 2024 berkat kebijakan moneter dan fiskal yang lebih ekspansif, baik di tingkat domestik maupun global.
Dengan kinerja yang terus membaik, BNI diharapkan dapat terus memainkan peran pentingnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui penyaluran kredit kepada UMKM dan sektor-sektor produktif lainnya. (Lek).