- Warga Sekolah Antusias dan Siap Jalani MBG!
- Milad Ke-10 PT Jamkrindo Syariah, Penuh Syukur dan Semangat Transformasi
- Program RTLH Merupakan Bentuk Kepedulian TNI Dalam Mengatasi Kesulitan Masyarakat Demi Meningkatkan Kesejahteraan.
- Bupati Asahan Ikuti Pengajian Akbar Attahadul Amam
- Bupati Terima Audiensi Bundo Kanduang Kabupaten Asahan
- Ciputra Group Hadirkan Konsep 10-Minute City di CitraRaya Tangerang
- Kualitas Aset Meningkat, BNI Raih Apresiasi Komisi XI DPR RI
- Majelis Taklim Almutmainnah Dermaga, Selenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
- Warga RT 001/08 Kalibata Senang Dapat Sembako dari Rumah Yatim
- KemenKopUKM: Innovative Credit Scoring Permudah Akses Kredit UMKM dan Tetap Menjaga Risiko NPL
MenKopUKM Sebut 4 Kunci Penguatan Pembiayaan Mikro untuk UMKM
MEGAPOLITANPOS.COM, Bali - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyebut empat hal dalam upaya penguatan pembiayaan pelaku usaha mikro di High Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF - MSP) sesi tematik Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: Memperkuat Pembiayaan Mikro untuk Pembangunan yang Inklusif dan Berdampak untuk bersama-sama mendorong perluasan akses pembiayaan ke sektor mikro di Bali, Selasa (03/09/2024).
Empat hal yang dimaksud, pertama, Menteri Teten mengajak para delegasi untuk memperluas akses pembiayaan bagi sektor mikro. Hal ini diperlukan untuk memastikan perjalanan bisnis dari sektor mikro di Indonesia agar tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.
Menteri Teten menyatakan, perluasan akses pembiayaan tidak hanya sekadar menyediakan modal usaha namun harus disertai dengan pendampingan intensif agar pelaku usaha mikro mampu bertahan di tengah gejolak perekonomian global yang dinamis.
Baca Lainnya :
- KemenKopUKM: Innovative Credit Scoring Permudah Akses Kredit UMKM dan Tetap Menjaga Risiko NPL
- Melalui Pelatihan Berjenjang, KemenKopUKM Perkuat SDM Sektor Usaha Mikro
- Sekjen DWP Pusat, Dewi Arif R Hakim Ajak Masyarakat Selalu Gunakan Produk Lokal Buatan UMKM
- MenKopUKM: Transformasi dan Restrukturisasi Ciptakan UMKM Berdaya Saing Global
- KemenKopUKM Berkolaborasi dengan PP Aisyiyah Perkuat Peran Perempuan Dalam Memberdayakan Ekonomi Umat
"Semua pemangku kepentingan perlu bekerja sama agar program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) benar-benar menjangkau UMKM di seluruh negeri. Selain KUR kita juga salurkan pembiayaan ultra mikro melalui PT PNM (Permodalan Nasional Madani)," kata Menteri Teten Masduki dalam forum tersebut.
Kedua, Menteri Teten berharap pemangku kepentingan dapat meningkatkan inovasi pembiayaan di sektor mikro. Sebab sektor UMKM terutama mikro kerap dihadapkan pada tantangan saat ingin mengakses pembiayaan. Tantangan tersebut seperti minimnya agunan sebagai syarat mendapatkan pembiayaan hingga tingginya suku bunga pinjaman.
Beberapa inovasi skema pembiayaan yang murah dan mudah bagi sektor mikro yang diusulkan KemenKopUKM adalah penyaluran kredit dengan basis kredit skoring tanpa agunan. Selain itu juga kolaborasi dengan platform peer-to-peer lending atau securities crowd funding.
Dalam upaya memperkuat inovasi pembiayaan bagi UMKM, KemenKopUKM telah memfasilitasi pembiayaan sektor produktif melalui koperasi yang disalurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). Inisiatif ini terbukti efektif mendongkrak kinerja UMKM yang diwadahi oleh koperasi.
Ketiga, Menteri Teten juga meminta agar sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan komunitas lokal dapat terus diperkuat demi mendorong sektor UMKM tumbuh dan memiliki daya saing yang tinggi. Penguatan kerja sama antar pemangku kepentingan ini menjadi salah satu kunci utama dalam mendorong sektor usaha mikro dapat naik kelas.
“Sinergi ini memastikan inisiatif pembiayaan mikro berdampak dan berkelanjutan, dengan peran aktif pemerintah daerah dalam menyeleraskan program pembiayaan dengan kebutuhan lokal,” ucap MenKopUKM.
Ke Empat, Menteri Teten berpesan agar proses evaluasi dan monitoring terhadap seluruh program dan kebijakan terkait pembiayaan pada sektor mikro ini dapat dilakukan secara berkala. Hal ini diperlukan untuk memastikan program tersebut dapat tepat sasaran dan sesuai dengan target yang ditetapkan.
"Dengan pemantauan yang efektif, dapat segera diidentifikasi tantangan dan disesuaikan strategi yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Menteri Teten.
Dengan berbagai strategi yang disampaikan tersebut, Menteri Teten berharap agar rasio pembiayaan oleh lembaga keuangan dapat meningkat menjadi minimal 30 persen di tahun 2024. Untuk mencapai target itu KemenKopUKM juga sedang mempersiapkan implementasi ASEAN Micro and Small Enterprises Financing Institution (Amsefi) dalam rangka meningkatkan akses keuangan bagi UMKM terutama di sektor mikro.
Sebagai penutup, Menteri Teten mengapresiasi penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi ini sebagai wadah penting untuk memperkuat kerja sama global dan kemitraan transformatif.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).